Pages

Monday, 11 September 2017

Politik Kewajiban Fitrawi Manusia

Sumber Foto : lupergv.wordpress.com
Politik dalam pandangan umum sejak dikenal dalam dataran perpustakaan akal manusia merupakan cerita dengan elemen-elemen yang sangat dalam, berkaitan dengan ilham dari Tuhan. Tetapi semakin jelas ketika manusia menjadi semakin berpengetahuan. Dalam dunia modern, walaupun banyak orang yang tidak mengakui terdapat cerita tersendiri mengenai hal ini, bahwa politik adalah bagian penting bagi manusia sebagai penerus Tuhan di muka bumi. 

Sehingga posisinya sangat mendalam, sangat tinggi dan strategis merupakan dasar lahirnya filsafat politik. Walaupun dalam porsi tertentu banyak yang menolaknya, dan hanya mengaikatkan politik menjadi bagian dalam kaitannya dengan urusan dunia, dan tidak memiliki hubungan dengan aspek keTuhanan. Dalam kajian lebih khusus politik berbeda dengan pengetahuan lainnya dalam setiap praktek hidup dan kehidupan manusia, karena memiliki karakter atau sifat-sifat khusus. 

Karakter dan sifat khusus tersebut adalah bahwa politik bukanlah lahir dari ambisi manusia, tetapi menyatu bersama manusia yang dimaknai sebagai bentuk kewajiban mahluk yang berakal. Hal yang demikianlah yang mendasari politik tidak bisa dipisahkan dengan manusia dan kehidupannya. Tujuan yang mendasarinya agar manusia mampu menjangkau objek-objek yang bersifat universal (umum), tidak terpenjara dalam batas dan oleh ruang, tidak terbelenggu oleh waktu tertentu. 

Para filsuf berpendapat bahwa kesempurnaan politik ditandai keberadaannya secara menyeluruh, bukan hanya bagian-bagian tertentu saja. Mengembangkan segenap kemampuan manusia dalam memahami dan mengamalkan wahyu, serta mengamati sejarah, gejala-gejala alam, bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Kekuatan-kekuatannya tidak hanya terbatas dengan mengetahui keberadaan, dan memahami susunan dan hukum-hukum universal dari keberadaan alam, tetapi masuk kedalam bentuk pengamalan hukum-hukum keberadaan tersebut. Dari tinjauan inilah politik memiliki dua eksistensi, yaitu pengembangan manusia sebagai mahluk bersisi individu dan disisi lain sebagai anggota masyarakat. 

Disinilah politik menetapkan tindakan manusia kedalam tiga dimensi, yaitu sebagai sebab aktif (pelaku), sebab ideal (tujuan), dan sebab material (tindakannya). Untuk mencapai kerangka ideal tersebut para filsuf politik telah menetapkan sebuah prinsip bahwa : Politik harus memiliki atau bergantung pada konsep yang jelas, yakni memiliki pandangan dunia sebagai sebuah pondasi pandangan teoritis dalam memaknai hidup dan kehidupan manusia.Politik harus memiliki sebuah ideologi dari pandangan dunia yang jelas untuk menjadi rujukan apa yang mesti, dan tidak mesti dilakukan oleh setiap manusia baik sebagai mahluk individu maupun mahluk masyarakat.Politik harus memiliki memiliki sistem hidup dan kehidupan dengan kekuatan spiritual yang bersumber ajaran yang pasti bukan hasil ciptaan subjektif. 

Logika hidup dan kehidupan mengatakan nahwa setiap yang subjektif pasti satu sama lainnya berbeda, walapun dalam sisi tertentu mengalami kemiripan. Ia harus berdiri pada satu ajaran yang tidak hanya bersifat siklus pengulangan tetapi berdiri pada satu ajaran yang mampu menjawab tantangan setiap zaman. Karena logika zaman adalah perubahan yang setiap saatnya mengalami kemajuan ataupun kemunduran. Olehnya itu, politik tidaklah boleh perdiri pada satu ajaran yang bersifat siklus pengulangan. Politik harus berdiri pada prinsip tata kelembagaan yang bernilai menjaga kehormatan manusia dengan tidak menyelewankan dan menggadai kemanusian manusia. 

Pada gilirannya memberikan pondasi dasar bagi manusia secara mendalam dengan cita-cita utama merawat kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat maupun dalam sistem yang lebih besar. Ini merupakan tiang utama semua tujuan politik yang menggerakkannya. Makin tinggi dan luhur cita-cita politik akan memunculkan masyarakat yang makin layak, dan luas tujuan- tujuannya atau sebaliknya. Atas dasar pemikiran, kemudian penulis menemukan sebuah gagasan bahwa sesunggunya aktifitas politik adalah sebuah fitrawi bagi manusia dalam upaya pembentukan batin masyarakat manusia dalam hubungannya dengan dunia dan seisinya. 

Hubungan ini sebagai bagian mengenali masa depan dan mempunyai rencana tentangnya. Dengan memberikan perhatian dan tanggung jawab untuk memelihara kelangsungan hidup dan kehidupan manusia. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa politik adalah melakukan aktivitas kemanusiaan untuk terciptanya peradaban manusia. Hanya saja dewasa ini aktifitas politik telah disalah tafsirkan hanya menjadi perebutan kekuasaan, sehingga agenda politik dimaknai persaingan memperebutkan kekuasaan. 

Maka aktivitas politik pun menjadi parsial dan temporal, berkenaan peran penguasa dan dominasi penguasa. Padahal telah dibahas sebelumnya, bahwa politik adalah aktifitas manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupan yang tidak terbatasi oleh waktu dan ruang yang bersifat temporal. Tetapi terus maju dan berkembang dalam semua aspek kehidupan manusia. Politik dan Pembagiannya Tidak dapat dinafikan bahwa tidak satupun aktivitas manusia tanpa pengaruh politik. Semunya tak luput dari tendensi politik yang tentunya berdasarkan intensitas fase ruang dan waktu hidup dan kehidupannya. Mulai dari hal kecil sampai pada yang besar dengan frekuwensi ynag berbeda-beda tidak luput dari dominasi politik. Sebab politik adalah cara manusia dalam memenuhi kepentingan. Tentunya kepentingan tersebut berkenaan dengan pemenuhan sisi kemanusiaan yang berbeda-beda setiap orangya. 

Dalam perkembangan politik mengimplikasikan sebuah cerita tentang pemahaman dan kesadaran politik secara kolektif. Mengingat Politik merupakan desain tata kelola kehidupan manusia dalam menciptakan peradaban, maka akan dimaknai dengan barometer kepentingan yang bukan bersifat parsial semata, tetapi lebih luas berdasarkan kepentingan kemanusiaan manusia. Entitas-entitas kepentingan tersebut tentunya bukan komuditas politik yang bersifat materialistik. Skema kepentingan politik tersebut merupakan bagian pertumbuhan peradaban manusia yang berkesinambungan. Memberikan pesan dalam menyingkap pelajaran atau pesan-pesan bimbingan kemajuan manusia. Dalam ranah pembagian politik pada konteks pendefinisian ada tiga disiplin definisi yang tidak boleh dilupakan. 

Pertama, politik dalam definisi tradisional adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan dimasa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Kedua, politik ilmiah adalah pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melalui pendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Ketiga, filsafat politik yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. 

Dari pembagian definisi politik diatas bahwa politik adalah sebagai ilmu yang meneliti dan menyempurnakan kemanusiaan secara sistematis dari keseluruhan perkembangannya, dengan maksud untuk menilai secara kritis dari seluruh bentuk perubahan manusia. Agar tetap berada pada jalan apa adanya, dan semestinya kehidupan manusia untuk tercapainya kepentingan kemanusiaan secara bersama. 

Politik berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian, dan seluruh jalannya kehidupan manusia. Kemudian bertujuan untuk menguji berbagai sistem bermasyarakat dan bernegara, yang layak bagi perkembangan masyarakat manusia. Dalam kajian-kajian modern politik menjadi suatu tema yang mengandung dua segi yang berbeda. Segi yang pertama berkenaan dengan kajian mengenai bagaimana manusia diperhadapkan pada konsep negara dan kekuasaannya. Kedua, adalah upaya menemukan komposisi dan intensitas kelangsungan hidup dan kehidupan manusia sebagai warga negara. Yang demikian menjanjikan bahtera masa depan kehidupan manusia. 

Atas dasar pembagian politik diatas, jelas bahwa kesemua pembagian politik mengarahkan pada satu bentuk aktifitas yaitu bertujuan menetapkan sebuah aktifitas bagi perkembangan manusia dalam dimensi kemanusiaannya. Disinilah ditetapkan sebuah pembeda politik dengan selainnya. Jadi seketika politik tidak memanusikan manusia . Maka seketika itu pula dia tidak boleh dikatakan politik. Oleh karena itu, politik yang layak dikatakan politik adalah aktifitas yang memiliki agenda yang memanusiakan manusia. Sebab itu, melekatkan sifat pegiat/aktifis politik (politisi) pada seseorang adalah mereka yang melakukan segala aktifitas kemanusiaan dalam bentuk apapun. Sebagaimana esensi politik adalah fitrawi manusia sebagai mahluk yang berakal atau mahluk yang memiliki akal.

0 Komentar Anda:

Post a Comment