Pages

Saturday, 16 September 2017

Aktivis Nalar Nable Selves

Sumber Foto : Berita Terkini
Gerakan kritis, aksi massa dan sebagainya menjadi sebuah media banyak orang untuk mengutarakan agenda-agenda kegalaun, kepentingan, sampai kesenangan. Semuanya memiliki orientasi, motivasi dan militansi.

Pelabelan siapa yang kritis, lalu diluapkan dengan gerakan massa dengan turun kejalan membawa megaphone atau sarana pendukung lainnya, maka pelakunya akan disebut aktivis. Sebenarnya pendefinisian ini telah menempatkan sebutan aktivis menjadi sempit, sekaligus mengubah subtansi dan maknanya. 

Menurut banyak definisi, semuanya memiliki benang merah yang sama, bahwa aktivis adalah  para individu atau kelompok yang memiliki kepentingan suatu organisasi politik atau organisasi massa lain. Mengabdikan tenaga dan pikirannya, yang bahkan mengorbankan harta bendanya untuk mewujudkan cita-cita umum.

Jika menelisik Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,2002), memberikan pengertian  bahwa aktivis adalah individu atau sekelompok orang (terutama anggota politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan) bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Dapat disimpulkan bahwa aktivis merupakan orang yang bergerak untuk melakukan sebuah aktivitas yang memiliki wadah untuk mencapai tujuan bersama. Tentu dalam hal ini, bersama dalam bentuk pencapaian yang telah diamanahkan oleh organisasi beserta aturan-aturannya.

Berdasarkan ragam dan tipenya semuanya memiliki dasar yang sama, bahwa setiap aktivis adalah manusia aktiv mengurusi dan memperjuangkan apa yang baik bagi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Misalnya aktivis buruh, yang konsen memperjuangkan hak dasar para buruh, mahasiswa yang memperjuangak hak dasar mahasiswa secara keseluruhan, pegiat lingkungan yang giat memperjuangkan atau menyelamatkan lingkungan. Artinya setiap perjuangan atau mengurusi berkenaan tentang hak dasar sesuatu untuk orang banyak, maka mereka yang disebut aktivis.  Jadi, kita jangan terjebak dan terkurung dalam pemikiran bahwa seorang aktivis adalah mereka yang memimpin atau ikut dalam satuan aksi massa saja, selama dia melakukan sesuatu berkenaan dengan hajat orang banyak, dia adalah aktivis. Sangat mulia sekali kan ?


Tapi akan menjadi berbeda jika aktivisnya telah dijangkiti penyakit nalar nable selves ?

Nable selves salah satu tipe komunikator dalam kajian llmu komunikasi, yang memiliki pengertian orang atau individu yang menganggap dirinya memiliki personal ideal, superior dan sulit menerima kritik hanya mau mengkritik. Selalu menganggap dirinya yang benar dan lebih hebat dari yang lainnya.

Bahayanya mental dan nalar aktivis seperti ini, selalu menganggap dirinya lah yang paling benar, apapun yang dilakukannya adalah benar. Kritik yang dilakukannya adalah kebenaran yang tidak boleh disanggah oleh kebenaran orang lain. Menganggap sanggahan kebenaran orang lain akan menjadi salah jika dihadapakan pada kebenarannya. Ingat ya kritik itu belum tentu selalunya benar, tergantung tujuan dan motivasi apa yang mendasari kritikannya. Apalagi kalau kritikan itu didasari titipan orang tertentu, memuluskan keinginan pihak yang memang dari sananya punya kepentingan sepihak atau pemilik modal. 

Bagaimana jadinya kalau aktivis seperti ini menguasai ladang kritikan ?

Ya bisa dipastikan bahwa setiap saat mereka akan selalu mengatasnamakan kepentingan rakyat dalam semua kegiatan kritikannya. Mereka sangat senang dengan hal itu, senang kritik berbau mengancam demi duit, senang kritik berbau mengancam demi citra, senang kritik berbau mengancam demi publisitas, dan senang kritik berbau mengancam demi populer.

Mudah menemukan orang-orang seperti ini, tinggal lihat berita, pencet TV maka anda dapat menemukan orang-orang ini, terlihat dari sedikit-sedikit menyalahkan orang lain. Luar negeri yang bermasalah dalam negeri yang disalahkan, tetangga yang buat kacau, orang dalam rumah jadi lampiasan. Apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain yang bermanfaat pasti akan disalahkan oleh aktivis bermental seperti ini.

Selain di berita, juga mudah ditemukan di media sosial. Khusus pada moment Pilkada, Pilcaleg sampai Pilpres disini momen atau ladang subur bagi aktivis dengan nalar nable selves ini. Membela kawan atau tuannya dengan menjelekkan kawanan dan tuan yang lain. Menghina, memaki, menghujat serta menipu dilakukannya demi memuluskan keinginannya. Cuma satu pertanyaan, bagi orang-orang bermental nable selves ini, kamu sehat ???

" Jangan jadi pecundang, hanya demi senang dan kesenangamu . Adil dalam pikiran itu penting, sepenting kesehatan"

1 Komentar Anda: