Sumber Foto : Qureta |
Politik merupakan bagian dalam menciptakan skema pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang tumbuhi dari biji bimbingan untuk tercipta menjadi pohon yang berakhlak dan berkesinambungan. Olehnya itu, politik mesti memberikan pesan yang diuraikan menyingkap pelajaran atau pesan-pesan bimbingan serta akhlak kemanusiaan. mendefinisikan politik pada ranah bagian terpisah, ada tiga disiplin politik yang tidak boleh dilupakan, yaitu pertama, politik tradisional (siyasah naqli) adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
Kedua, politik ilmiah (siyasah ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melalui pendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Ketiga, filsafat politik (siyasah falsafi), yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini.
Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang menjadi masyarakat manusia, bukan tentang sistem dimana setiap individu-indvidu bersepakat secara bersama menjadi bulatan masyarakat, tetapi kelayakan masyarakat itu disebut kumpulan manusia. Politik dalam kerangka ilmiah adalah sebagai ilmu, artinya politik sebagai salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyempurnakan secara sistematis akhlak kemanusiaan dari keseluruhan perkembangannya, dengan maksud untuk menilai secara kritis dari seluruh bentuk yang nantinya dapat merubah manusia dari jalan apa adanya atau semestinya, yaitu tercapainya kepentingan bersama dengan tidak adanya bentuk kedzaliman yang terjadi ditengah masyarakat manusia.
Politik dalam kerangka filosofis adalah gerak praktis dalam pengertian sebagai filsafat praktis. Filsafat politik mengandung dua spesialisasi. Pertama, politik yang berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian dan seluruh jalannya kehidupan manusia. Kedua, politik yang bertujuan untuk menguji berbagai sistem bermasyarakat dan bernegara yang layak bagi perkembangan masyarakat manusia.
Dalam kajian-kajian modern, filsafat politik menjadi suatu tema yang mengandung dua segi yang berbeda dari kajian tentang politik. Segi yang pertama berkenaan dengan kajian mengenai bagaimana manusia diperhadapkan pada konsep negara dan kekuasaannya. Ringkasnya, dalam segi ini terkandung pada bentuk khusus. Dari segi yang lain, filsafat politik merupakan bagian dalam menjaga serta berupaya menemukan komposisi baik dalam menjaga intesitas kebaikan yang ada manusia, agar tidak menjadi buruk.
Tujuan-tujuan utama dalam kehidupan politik adalah menciptakan kehidupan yang harmonis, berdiri pada sikap kesadaran spritualitas tinggi serta memiliki kedalaman ilmu. Pada gilirannya, bertujuan agar masyarakat memiliki pondasi yang mendalam di dalam kandungan batin manusia, yakni cita-cita utama kehidupannya. Cita-cita ini merupakan tiang utama semua tujuan yang menggerakkannya. Makin tinggi dan luhur suatu cita-cita masyarakat, makin layak dan luas tujuan- tujuannya atau sebaliknya. Oleh karena itu, cita-cita yang besar dari suatu masyarakat adalah titik tolak dari pembentukan batin masyarakat manusia. Cita-cita utama masyarakat bergantung pada konsepsinya tentang kehidupan dan dunia.
Jika manusia tidak mengenali masa depan dan tidak mempunyai rencana tentangnya serta tidak memberikan perhatian pada tanggung jawabnya untuk membuat kelayakan bersama, maka manusia berhak mendapatkan celaan dari generasi mendatang. Politik dibuat mempunyai rencana tentang masa depan, tidak seorang pun dapat menjanjikan bahwa bahtera ini akan mencapai tujuannya secara otomatis.
Selain tujuan politik untuk mendesain masa depan bersama diatas norma akhlak, juga bertujuan untuk membangun idealisme sejati. Idealisme sejati itu akan mampu membuat perubahan pada proses perjalanan manusia karena kemampuannya memberikan kekuatan pada subjek politik yaitu setiap individu-individu. Semangat itu bukan berupa kekuatan fisik, melainkan berupa spirit yang bergejolak dalam jiwa manusia sebagai penyebab penggerak (active cause) untuk menghasilkan langkah-langkah konkrit dalam memecahkan problematika manusia.
0 Komentar Anda:
Post a Comment