Pages

Tuesday, 12 September 2017

Pilkada, Antara Tatanan Atau Tuntutan

Sumber Foto : Rakyat Muria
Tak terasa semarak pilkada 2018 tidak akan lama lagi, dalam hitungan bulan akan mewarnai dinamika kehidupan politik masyarakat di 171 daerah. Tentunya Pilkada ini akan sangat mempengaruhi Negara Republik Indonesia kedepannya dalam segi pembangunan dan perkembangan setiap daerah. Selain menjadi penentu pembangunan, pesta demokrasi ini sedikitnya akan mengubah wajah masyarakatnya dalam persoalan keberpihakan.

Akan banyak tawaran tatanan daerah dan tuntutan relawan dan tim sukses tentunya yang tidak bisa dinafikan dalam setiap helatan politik. Di sana- sini kita akan dipertontokan sekompok orang yang memasang baliho, membagikan stiker dan berbincang antara memilih siapa dan untuk siapa. Memasang atribut kampanye, walaupun tempatnya sangat jelas merusak keindahan kota. Kontestasi seperti ini, keindahan kota menjadi nomer dua atau  mungkin saja yang ketiga bagi kandidat dan timnya. Keindahan kota tidaklah penting untuk dipikirkan dalam suasana seperti ini, yang sangat terpenting bagaimana alat itu bisa terpasang secara efesien dan terukur.

Berdasarkan data yang ada, Pilkada serentak tahun 2018 akan lebih besar daripada Pilkada sebelumnya. Sebanyak 171 daerah akan berpartisipasi pada ajang pemilihan kepala daerah tahun depan. Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. 

Persoalannya bukan terletak pada besarnya pilkada yang akan dihadapi, tentunya penyelenggara telah siap akan hal itu.  Problemnya juga bukan pada serentaknya atau pada penyelenggaranya pada kasus tertentu. Tetapi letaknya ada pada para kandidat dan pasukannya. Apakah para kandidat akan memanfaatkan momen pilkada ini murni pertarungan gagasan di tengah masyarakat atau tidak. Atau gagasan itu nomer lain yang penting penerimaan rakyat dengan cara apapun demi kekuasaan. Tentunya kalau sepertinya itu, menghalalkan cara-cara jahat dengan menyuap, membeli dan dibeli cara yang dilakukan. Tapi mari kita berfikiran positif bahwa kesemuanya benar murni pertarungan gagasan pembangunan.

Persoalannya belum selesai. Jika benar para kandidat murni bertarung karena gagasan, apakah relawan dan tim sukses juga melakukan hal yang sama ?.  Kalau berbeda, tentu sama saja kandidat akan tetap lari kosong dan gosong. Banyak pengalaman telah membuktikan bahwa kepala daerah yang dulunya punya gagasan hebat, tapi tak mampu merealisasikan gagasannya, selepas memenangi maka harus terjebak dengan tuntutan para relawan dan para tim sukses yang meminta ini dan itu. Konsep tatanan menjadi rusak. Boro-boro memikirkan menata daerah, memenuhi tuntutan yang banyak dan semakin bertambah menjadi pengganggu seperti orang yang lagi menggunjing.

Biasanya yang demikian terjadi, dapat dilihat dari proses  awal perhelatan. Jika para kandidat tidak cerdas memilih timsesnya, bukan orang-orang yang betul murni membantu karena melihat konsep tatanan yang ada pada para kandidat. Maka peluang besar kandidat akan tersandera. Perlu dan harus diingat awal itu penting sebagai penentu di akhir.  Kalau di awal cara dan orangnya salah kemungkinan besar buruk di akhir. 

Kandidat yang baik tentu akan selaras dengan tim yang baik pula. Cara melihat mana kandidat dan tim yang baik,  dapat dilihat dari caranya meraih pemilih. Dia lebih mengutamakan  proses ketimbang hasil,  baginya meraup suara adalah kemestian, tetapi melaksanakan kewajiban juga kemestian, yakni kemestian melakukan pendidikan politik bagi masyarakat. Akan sangat disayangkan, apabila pilkada selesai, pemenang telah terpilih, tetapi masyarakat tidak terdidik secara politik. Berbanding terbalik dengan kandidat dan tim yang buruk, caranya meraup suara tidak mementingkan proses tapi hasil. Artinya cara apapun pasti dilakukan demi mendapatkan hasil, melakukan kampanye hitam, dan bagi-bagi uang untuk membeli suara mesti dilakukan selama demi medatangkan suara. 

Tatanan infrastruktur sangat penting, tetapi suprastruktur juga sama pentingnya. Percuma hebat secara infrastruktur, tapi suprastruktur  itu buruk. Penentu suprastruktur yang baik, adalah kandidat, timses dan relawan yang baik.

0 Komentar Anda:

Post a Comment