12 Years a Slave sebuah film yang dirilis tahun 2013, yang diadaptasi dari memoar 1853. Film dengan sudut cerita tentang perbudakan yang dialami oleh Solomon Northop dan kulit hitam di AS. Sudah pada nonton ?, kalau belum luangkan waktu sesekali untuk menontongnya.
Apakah ada stuntmannya ? ya, karena namanya juga film.
Film dengan garis merah rasis dan kebencian telah menciptakan perbudakan pada manusia yang pernah melanda dunia ini. Tentu semua mahfum bahwa perilaku rasis, membudaki sampai dengan membenci adalah perilaku orang-orang menganggap dirinya lebih unggul dari yang lainnya. Kekejaman-kekejaman dialami Solomon, mengambarkan betapa kejamnya berbudakan yang alami oleh orang dahulu.
Jaman berbeda, ternyata perbudakan tidak hilang begitu saja, tetapi bermetamorfosis dengan rupa yang berbeda. Dulu untuk menguasai orang lain, kuasai fisiknya, maka seluruhnya telah kamu telah kuasai. Sekarang tdk bisa, karena melanggar HAM. Maka, cukup kuasai pikirannya, melalui berbagai sebaran narasi dan wacana-wacana yang membuat orang menjadi rasis dan saling membenci.
Menguasai nalar seseorang dengan pola demagogi, perbudakan jenis baru. Dulu budak diperlakukan kejam, model demagogi budak dibuat kejam. Jenis perbudakan jaman dulu, tuan yang mengatur ritme yang dibudaki, sedangkan pola demagogi, tuan yang mengikuti ritme budak agar mau budaki. Tuan dlm pola demagogi adalah aktor (demagog) yang menampilkan berbagai bentuk wajah sesuai kategori masyarakat. Sok membela, tetapi menyuntikkan atau mentransfer opini, keyakinan dan kebenciannya dengan berbagai manipulasi sambil serta mengkambing hitamkan serta menyerang orang lain yang dibencinya.
Dilakukan secara terorganisir, aktif dan masif agar target dapat dan mudah dikuasai. Ketika target telah dikuasai, maka seketika itu pula target telah menjadi budak oleh sang tuan (aktor). Kapan saja aktor ingin menyebar kebencian, disitulah tugas sang budak untuk memuluskannya.
Apakah anda budak ?
Tergantung, apakah anda rasis dan penebar kebencian.
0 Komentar Anda:
Post a Comment