Membangun Indonesia tentu tidak semudah bahasa kepentingan yang tertuang dalam setiap pamlet-pamplet politik. Indonesia adalah negara yang sangat luas wilayahnya, multikultur budaya dan keinginannnya, semuanya harus dipenuhi berdasarkan asumsi dasar kebutuhan. Asumsi dasar itu sebagai landasan pijak masyarakat bergerak menuju yang diimpikannya. Memenuhi itu sebagai tindak lanjut menuju tangga berikutnya, tangga dasar itu yang disebut dengan pembangunan Infrastruktur.
Sebagai contoh sederhana untuk membawa nalar kita memahami tangga tersebut, bahwa penjual sayur tidak akan menjajakan dagangan secara segar, jika waktu tempunya melampau masa segar sayur tersebut. Olehnya dibutuhkan sarana mempercepat agar jarak tempu penjual sayur lebih cepat dari yang seharusnya. Belum selesai sampai disitu, tempat menjajakkan yakni pasar sebagai hal sangat penting pula untuk ciptakan, karena percuma sayur yang ingin dijajakkan ada tetapi sarana menjajakannya tidak ada. Ini logika sederhana tentang pentingnya infrastruktur sebagai modal dasar perkembangan ekonomi rakyat.
Tentu membangun infrastruktur tidak semudah membalikkan telapak tangan, membutuhkan hitungan-hitungan yang memadai dan logis, belum lagi pada aspek sumber daya manusianya harus dipenuhi sebagai keseimbangan pasar. Untuk menciptakan keseimbangan ini 1 periode tidak cukup mengingat luasnya kebutuhan sarana dan prasana yang harus disiapkan dan memoles daya nalar masyarakat, untuk itulah 2 periode dibutuhkan agar tidak terputus rangka keseimbangan pembangunan.
0 Komentar Anda:
Post a Comment